Pengantar Bisnis bab 8

JUDUL : KONSEP NILAI WAKTU DAN UANG

TOPIK : SISTEM INFORMASI KEUANGAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

I. PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana langsung dari masyarakat. Bidang usaha lembaga pembiayaan mencakup beberapa alternatif kegiatan pembiayaan seperti sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), kartu kredit (credit card), dan pembiayaan konsumen (consumer
finance). Memasuki dekade tahun 2000 industri jasa pembiayaan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga menuntut industri jasa pembiayaan dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan jasa keuangan yang sangat kompleks.

Perkembangan industri jasa pembiayaan ini secara keseluruhan telah mampu menjadikannya sebagai suatu industri yang cukup menonjol dalam dunia bisnis khususnya sektor keuangan yang diperlukan dalam menunjang pembangunan ekonomi secara nasional. Peranan yang menonjol dari industri jasa pembiayaan adalah menyediakan dana bagi masyarakat yang memerlukan sumber dana pembiayaan baik untuk keperluan investasi, modal kerja, atau semata-mata untuk barang yang akan dipakai sendiri (konsumsi). Dana yang disalurkan oleh industri jasa pembiayaan kepada masyarakat. diharapkan akan dapat bermanfaat untuk mendorong perkembangan perekonomian nasional.

Dengan perkembangan kegiatan industri jasa pembiayaan yang sedemikian pesat, Pemerintah dalam hal ini Departemen Keuangan dituntut untuk mengoptimalkan perannya sebagai regulator dan supervisor kegiatan jasa pembiayaan melalui upaya kebijakan yang mendorong kearah perkembangan industri jasa pembiayaan secara berkesinambungan.

Dengan memperhatikan perkembangan pesat industri perusahaan pembiayaan sekarang ini yang banyak memerlukan informasi, sumber daya manusia yang berkembang secara dinamis, dan kesiapan output yang dihasilkan sistem aplikasi LBPP itu sendiri dalam memenuhi kebutuhan Departemen Keuangan dalam rangka pengambilan kebijakan, kiranya perlu dilakukan upaya-upaya yang mengarah kepada pemenuhan kesiapan Sistem LBPP dalam mengantisipasi dampak dari faktor-faktor tersebut.

Guna mendukung pemenuhan kesiapan LBPP menghadapi perkembangan industri jasa pembiayaan perlu dilakukan upaya pengembangan sistem LBPP melalui perumusan suatu kebijakan yang tepat. Untuk menghasilkan kebijakan yang sesuai dengan tujuan diperlukan berbagai sumber informasi yang baik.

I.2. RUMUSAN MASALAH

Indikasi adanya permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Output sistem pelaporan keuangan perusahaan pembiayaan merupakan data mentah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan oleh Departemen Keuangan.

b. Kesiapan perusahaan pembiayaan dalam mengimplementasikan sistem tersebut.

c. Belum optimalnya penggunaan sistem pelaporan keuangan bagi pengambilan keputusan oleh manajemen Perusahaan Pembiayaan.

I.3. TUJUAN PENULISAN

Dari penulisan ini diharapkan dapat tercapai tujuan berupa evaluasi
dan memberikan masukan guna perbaikan sistem pelaporan keuangan perusahaan
pembiayaan sehingga menjadi sistem yang bermanfaat bagi pembuat kebijakan untuk
pengembangan industri jasa pembiayaan yang mampu memberikan kontribusi bagi
peningkatan pengembangan perekonomian secara nasional.

II. LANDASAN TEORI

II.1. KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI

Sistem merupakan sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Setiap sistem harus mempunyai tujuan
(goal) yang jumlahnya bisa satu atau mungkin lebih. Tujuan inilah yang menjadi
penggerak motivasi dalam mengarahkan sistem untuk berjalan baik, tanpa tujuan
sistem menjadi tidak terarah dan terkendali secara baik.

Dalam suatu sistem perlu adanya suatu masukan (input) ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Melalui tahap proses yang merupakan
bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran
yang berguna. Dalam sistem informasi, proses dapat berupa suatu tindakan yang
bermacam-macam, meringkas data, melakukan perhitungan dan mengurutkan data
merupakan beberapa contoh proses.

Sistem informasi sebagai sistem merupakan suatu pengumpulan data yang teroganisir beserta tata cara penggunaannya yang mencakup lebih jauh dari pada sekedar penyajian.

Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur berdasarkan maksud pembuatannya tergantung pada tiga faktor utama, yaitu keserasian dan mutu data, pengorganisasian data, dan tata cara penggunaan data.1

Guna menjamin berjalannya suatu sistem informasi perlu didukung oleh komponen-komponen sebagai berikut:

  • Perangkat keras (hardware): mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer
  • Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data
  • Prosedur: sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki
  • Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi
  • Basis data (database): sekumpulan table, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan penyimpan data.
  • Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.

II.2. GAMBARAN UMUM SISTEM LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Sebagaimana diketahui, sistem Laporan Bulanan Perusahaan Pembiayaan telah
diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Nomor: KEP-1500/LK/2005 tanggal 4 Mei 2005.

Laporan Perusahaan Pembiayaan disusun menurut sistematika yang ditetapkan
dalam buku pedoman yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyusun data
statistik Perusahaan Pembiayaan baik individual maupun gabungan dalam rangka:

Pembinaaan dan pengawasan Perusahaan Pembiayaan,

Pencatatan dan analisis moneter maupun stabilitas sistem keuangan,

Pemenuhan keperluan internal Perusahaan Pembiayaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Perusahaan Pembiayaan wajib menyampaikan laporan secara benar dan sesuai dengan batas waktu yang tetapkan.

Dalam sistem LBPP tersebut dianut asas-asas sistem pelaporan yang meliputi:

a. Pemisahan antara neraca dan rekening administrative

b. Pemisahan transaksi dengan bank dan Pemerintah Pusat

c. Pemisahan Penduduk dan bukan penduduk

Laporan keuangan bulanan dan laporan kegiatan usaha semesteran harus disajikan dalam mata uang rupiah. Harta, kewajiban, dan rekening-rekening administratif dalam valuta asing yang dimiliki Perusahaan Pembiayaan harus dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal laporan. Kurs tengah adalah kurs jual ditambah kurs beli dibagi dua.

II. 3. GAMBARAN UMUM SISTEM PELAPORAN BERKALA BANK UMUM

Untuk lebih memberikan gambaran mengenai kelebihan dan kekurangan dari
suatu sistem pelaporan berikut gambaran substansi yang mirip LBPP yaitu penerapan
sistem pelaporan yang berlaku pada Bank Umum.

Berdasarkan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/12/PBI/2006 tanggal
10 Juli 2006 tentang Laporan Berkala Bank Umum bahwa untuk mendukung
perolehan informasi yang akurat, lengkap, dan tepat waktu perlu diatur ketentuan
mengenai sistematika penyusunan dan penyampaian Laporan Berkala Bank Umum
(LBBU). Sistematika LBBU tersebut telah disusun dalam Pedoman Penyusunan
LBBU.

Ruang Lingkup data Laporan Berkala Bank Umum yang dilaporkan meliputi:

a. Dana Pihak Ketiga, Pos-pos Neraca Mingguan, dan Dana Pihak Ketiga
Milik Pemerintah Data LBBU mengenai Dana Pihak Ketiga, Pos-pos
Neraca Mingguan, dan Dana Pihak Ketiga Milik Pemerintah memuat data
gabungan yang mencakup seluruh kantor Bank di Indonesia.

b. Maturity Profile Data LBBU mengenai Maturity Profile memuat data
gabungan yang mencakup seluruh kantor cabang Bank di dalam negeri
maupun di luar negeri.

c. Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Data LBBU mengenai BMPK yang terdiri dari Laporan Pelanggaran BMPK, Laporan Pelampauan BMPK, dan Laporan Penyediaan Dana, memuat data gabungan yang mencakup seluruh kantor cabang Bank di dalam negeri maupun di luar negeri.

d. Kredit yang direstrukturisasi Data LBBU mengenai Kredit yang direstrukturisasi memuat data gabungan yang mencakup seluruh kantor cabang Bank di dalam negeri maupun di luar negeri.

e. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dengan memperhitungkan Risiko Pasar Data LBBU mengenai KPMM dengan memperhitungkan Risiko Pasar memuat data gabungan yang mencakup seluruh kantor cabang Bank di dalam negeri maupun di luar negeri.

f. Deposan dan Debitur Inti Data LBBU mengenai Deposan dan Debitur Inti memuat data gabungan yang mencakup seluruh kantor cabang Bank di dalam negeri maupun di luar negeri.

g. Sensitivity to Market Risk Data LBBU mengenai Sensitivity to Market Risk memuat data gabungan yang mencakup seluruh kantor cabang Bank di dalam negeri maupun di luar negeri.

III. PEMBAHASAN

III.1. METODE PENGUMPULAN DATA

Penelitian mengenai implementasi sistem LBPP menggunakan metode
pengumpulan data melalui survey, wawancara dan studi literatur.

III.1.1. Survey (sampling)

Penelitian dilakukan atas sampel Perusahaan Pembiayaan. Berdasarkan data
dari Biro Pembiayaan dan Penjaminan terdapat 208 Perusahaan Pembiayaan yang
masih aktif melakukan kegiatan usahanya di Indonesia pada awal tahun 2007.
Survey dilakukan dengan mengirimkan kuesioner kepada Perusahaan
Pembiayaan yang memenuhi kriteria. Daftar pertanyaan pada kuesioner
dikembangkan dalam rapat tim studi berdasarkan pada tinjauan pustaka dan penelitian
sebelumnya. Kuesioner yang telah diisi kemudian dikembalikan ke Biro Riset dan Teknologi Informasi untuk kemudian ditabulasi dan di analisis.

III.1.2. Wawancara

Tim Studi juga menggunakan metode penelitian lapangan (field research dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam masalah ini, untuk memperoleh gambaran penyajian dan penyusunan laporan-laporan keuangan yang dilaporkan Perusahaan Pembiayaan dalam Sistem Pelaporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan di Biro Pembiayaan dan Penjaminan, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Departemen keuangan.

III.1.3. Studi literature

Dalam rangka studi ini dilakukan pula penelitian kepustakaan atas buku-buku
yang berhubungan dengan pembiayaan, majalah, koran, Internet, Keputusan Menteri
Keuangan, Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan, peraturan Bapepam
dan Peraturan Bank Indonesia.

III. 2. DATA

III.2.1. Metode Penentuan Sampling

Sampel dipilih dengan metode purposive random sampling dengan criteria
perusahaan-perusahaan tersebut masih memiliki izin usaha Perusahaan Pembiayaan
per 23 Maret 2007. Berdasarkan kriteria tersebut maka perusahaan yang dapat terpilih
menjadi sampel adalah 208 perusahaan.

III.2.2. Data Primer

Data primer pada penelitian ini adalah hasil survey yang dilakukan kepada 99 perusahaan pembiayaan yang mengembalikan kuesioner dengan cara mengisi kuesioner dengan metode self administered. Cara ini tidak memungkinkan responden untuk bertanya mengenai maksud pertanyaan pada kuesioner, akan tetapi dalam kuesioner tersebut terdapat pertanyaan terbuka yang memungkinkan responden mengungkapkan apa saja yang diinginkannya.

III. 3. KETERBATASAN STUDI

Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.

1. Kuesioner pada penelitian ini diisi dengan menggunakan cara self administered
questions. Dengan metode ini, response rate yang didapat rendah dan responden tidak dapat merespon balik jika ada pertanyaan yang kurang jelas. Penelitianberikutnya sebaiknya menggabungkan metode self administered dengan metode wawancara.

2. Kuesioner hanya membahas informasi umum sistem LBPP. Informasi mengenai teknis pengisian, teknis pengiriman dan validasi tidak dibahas dalam kuesioner ini. Sebaiknya, penelitian selanjutnya menambahkan unsur informasi mengenai prosedur tersebut sehingga kuesioner akan menjadi lebih komprehensif.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. KESIMPULAN

1. Informasi yang digunakan sebagai bahan dalam mengisi form-form laporan pada
sistem LBPP mudah didapat dan memiliki manfaat.

2. Proses pengisian dan pengiriman laporan ke dalam sistem LBPP oleh Perusahaan
Pembiayaan dapat dilakukan dengan mudah

3. Perusahaan pembiayaan menginginkan adanya feedback berupa data industri yang
dipublikasikan sehingga dapat bermanfaat bagi manajemen Perusahaan
Pembiayaan.

IV.2. SARAN

1. Perlunya diadakan sosialisasi yang berkesinambungan untuk menjelaskan
perkembangan sistem LBPP dan menjadi saran masukan dalam merespon
permasalahan dalam proses pengisian dan pengiriman laporan dari Perusahaan
pembiayaan.

2. Perlunya pengembangan sistem LBPP dari sistem pelaporan perusahaan pembiayaan menjadi sistem yang terintegrasi sehingga outputnya dapat langsung dirasakan oleh Bapepam LK khususnya Biro Pembiayaan dan Penjaminan.

3. Salah satu upaya mengedepankan fungsi pengendalian terhadap sistem LBPP diperlukan feedback berupa data industri yang dipublikasikan secara rutin sehingga dapat dimanfaatkan oleh kalangan industri jasa pembiayaan.

V. DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia, (2006, Juli 10), Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/12/PBI/2006 tanggal 10 Juli 2006 tentang Laporan Berkala Bank Umum

Departemen Keuangan (2006) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan.

Bapepam (2005). Hasil studi Analisis Laporan Keuangan Secara Elektronik, Jakarta

Nama : RAJA DARIUS PUTRA

NPM : 29213837

Kelas : 1EB16


Pengantar Bisnis bab 7

JUDUL : MANAJEMEN PRODUKSI

TOPIK : STRATEGI PRODUKSI MAKANAN RINGAN DARI PT. DUA KELINCI

 

I. PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Indonesia yang padat penduduknya memiliki pasar yang sangat luas bagi para perusahaan-perusahaan yang memproduksi makanan ringan atau kudapan/snack. Mulai dari cracker, biscuit, cookies, snack, jelly, wafer, permen, kacang, dan kripik. Makanan ringan merupakan sesuatu untuk menghilangkan rasa lapar dalam jangka waktu sementara, memberikan masukan ke dalam tubuh, atau sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya. Produk makanan ringan ini sangat digemari, terutama oleh para anak-anak dan remaja sebagai camilan saat bersantai. Hal ini membuka peluang baru yang menjanjikan dalam berbisnis makanan ringan. Oleh karena itu, banyak produsen makanan ringan yang berlomba-lomba membuat strategi dalam persaingan pasar. Salah satu strategi yang digunakan produsen dalam memasarkan produknya adalah dengan iklan. Tanpa beriklan dan berpromosi suatu merek atau produk akan tertinggal jauh dalam persaingan pasar. Strategi ini sengaja dilakukan produsen untuk menunjang keberhasilan bisnisnya.

Selain bertujuan untuk memperkenalkan produk baru, iklan pun memiliki tujuan untuk menumbuhkan citra suatu produk dan pengakuan atas keunggulan suatu produk. Sedangkan dalam pemasaran, iklan memiliki fungsi memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk untuk mencapai pemenuhan kepuasannya.

Perusahaan yang membuat/memproduksi makanan ringan atau kudapan/snack diantaranya adalah Garuda Food, Orang Tua, Unilever, Jack n Jill, Nabati, Deka (Dua Kelinci) dan lain-lain. PT. Deka (Dua Kelinci) adalah salah satu perusahaan besar yang membuat/memproduksi makanan ringan atau kudapan/snack. Pusat usaha PT. Deka (Dua Kelinci) terletak di kota Pati, Jawa Tengah, sebuah wilayah yang kini dikenal sebagai jantung industri kacang garing di Indonesia. PT. Deka (Dua Kelinci) terkenal dengan kacang dua kelinci-nya baik kacang polong, coated dan lain-lain. Produk yang sudah dihasilkan oleh PT. Deka (Dua Kelinci) antara lain kacang Dua Kelinci, Garlic Nut, Sangrai, Supernut, Polongku, Koroku, Lofet, Rege, Shanghai Deka, Pilus, Rege Kacang Atom, Sukro, Hot Nut dan Katom. Adapun produk lain yang dihasilkan oleh PT. Deka (Dua Kelinci) di kategori minuman ringan yaitu Sir Jus dan Jus Cup. Namun di tahun 2011 ini PT. Deka (Dua Kelinci) melakukan pengembangan dengan mengeluarkan produk wafer rolls, yaitu Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut (coklat kacang).

Tanpa dilakukan promosi terlebih dahulu Wafer Rolls Deka Choconut sudah didistribusikan di pasar-pasar tradisional namun tidak menunjukkan tingkat penjualan yang signifikan (Christianto, Brand Manager of PT. Dua Kelinci). Sebagai produk baru Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut akan memiliki tantangan yang cukup berat, karena di kategori wafer Garuda Food dengan Chocolatos dan Fullo-nya sedangkan Nabati dengan Richesse-nya sudah memiliki awareness yang cukup kuat. Terbukti dengan penguasaan pangsa pasar yang seimbang antara Garuda Food dan Nabati di pasar wafer rolls yaitu 50%-50%. (Ferry Hariyanto, Marketing Manager of Biscuits Division GarudaFood). 

Dengan persaingan yang cukup ketat di kategori wafer, sebagai produk baru yang belum memiliki kompetitor langsung di lapangan dengan kombinasi rasa baru (cokelat kacang), Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut memiliki peluang untuk dapat bersaing dengan produk wafer rolls lain (Chocolatos, Fullo, dan Richeese Nabati). Namun Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut belum memiliki awareness/ belum dikenal oleh target audience. Oleh karena itu, sebagai produk baru Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut membutuhkan sebuah promosi untuk membangun Brand awareness agar dapat dikenal oleh target audience. Sehingga target audience tertarik untuk membeli produk ini.

I.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah yang muncul adalah :

bagaimana cara yang tepat untuk mempromosikan Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut agar dapat membangun Brand awareness sehingga dapat dikenal oleh remaja umur 12-15 tahun?

I.3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan ini adalah melakukan sebuah promosi untuk membangun Brand awareness Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut, agar remaja umur 12-15 tahun mengetahui/mengenal Wafer rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut, lalu membelinya.

II. LANDASAN TEORI

PT. Dua Kelinci berdiri pada tahun 1985 di Surabaya oleh, dua kakak beradik, Ali Arifin dan Hadi Sutiono, mereka belajar sebisa mungkin mengenai kacang, cara memasak dan industrinya.

Pusat usaha pindah ke Pati, Jawa Tengah, sebuah wilayah yang kini dikenal sebagai jantung industri kacang garing di Indonesia. Seiring Dua Kelinci menjadi semakin besar, muncullah produk baru yaitu kacang dengan rasa, kacang garing pasir, kacang lapis tepung dan aneka makanan ringan lain serta minuman ringan. Peralatan canggih dan modern kini telah banyak menggantikan sistem pekerjaan manual. Tim riset dan pengembangan dibuat dan standar multi internasional mulai diperkenalkan, dan lebih banyak orang akhirnya dipekerjakan. Kemudian perusahaan ini bahkan mulai melakukan ekspor kacang.

Unik Kompleks pabrik Dua Kelinci memiliki luas sekitar 12 hektar di kota Pati, Jawa Tengah. Kompleks ini meliputi enam gudang untuk mengelola bahan, dua bangunan kantor, gedung tamu, fasilitas staf, dan Kios Kelinci. Hadi Sutiono, pemilik Dua Kelinci membangun PT. Dua Kelinci bersama dengan istrinya Noer Wahju Budiman. Ibu Noer-lah yang merancang desain dan lanskap dari kompleks pabrik sehingga kini menjadi salah satu ikon di kota Pati, dengan unsur kebudayaan Jawa dan Bali. Beliau juga ikut serta dalam mendesain Kios Kelinci sehingga para pengunjung pabrik dapat membeli makanan ringan dan oleh-oleh. Mengambil uang di ATM juga menjadi pengalaman tersendiri di tempat ini. Gerai ATM di sana didesain unik dengan nuansa kolam dan taman Bali yang indah.

Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut

PT. Dua Kelinci terkenal dengan kacang dua kelinci-nya baik kacang polong, coated dll, tahun 2011 ini mereka melakukan pengembangan dengan mengeluarkan produk wafer roll. Yaitu wafer roll Deka (Dua Kelinci) Choconut. Deka (Dua Kelinci) choconut adalah wafer roll dengan perpaduan krim dua rasa yaitu cokelat dan kacang. Harga dari Deka (Dua Kelinci) Choconut adalah Rp. 500. Deka (Dua Kelinci) Choconut coklatnya terbuat dari coklat asli dan bukan campuran tepung seperti wafer roll lain. Banyak pemain wafer roll dari perusahaan besar di pasaran dengan harga sejenis dan beriklan kencang pula. Deka Choconut wafernya lebih keras dibandingkan wafer rolls lain. Namun banyak konsumen yang tidak menyukai kacang, akan mengakibatkan tidak menyukai wafer choconut ini. Deka choconut memiliki peluang yang besar karena untuk bersaing nama Dua kelinci yang sudah terpercaya. Dan juga baru ada satu jenis produk wafer rolls dengan campuran coklat dan kacang di dalamnya.

Menurut hasil riset yang telah dilakukan oleh PT. Dua Kelinci, dari sisi rasa, 80% menyukai choconut; 20% nya tidak menyukai karena bukan penggemar kacang, namun secara prinsip 100% menyukai Choconut ini. Dari wafer rolls nya 85% menyukai wafer ini karena rasanya “krenyes-krenyes” dan tidak menyukai yang gampang remuk seperti wafer roll lain.


Identifikasi Kompetitor

  1. Gery Chocolatos

    Gery meluncur di pasar dalam negeri pada 1997, tetapi baru ‘diperhitungkan’ dalam kancah persaingan makanan ringan pada pertengahan 2001. Memosisikan diri di segmen makanan ringan (snack) untuk anak-anak, biskuit

    Menurut Ferry Haryanto, Brand Manager Gery, membidik pasar anak-anak dan remaja tidak cukup hanya memberikan best value (value for money). Salah satu rahasia sukses Gery terletak pada konsistensinya dalam berkomunikasi dengan target market. Dalam lima tahun pertama Gery melakukan branding gak berhenti-berhenti. Kami rawat terus Gery dengan advertising,” tutur Ferry. Branding Gery sebagian besar dilakukan melalui placement iklan di televisi. Garudafood mengalokasikan bujet untuk komunikasi ini sekitar 7% dari total omsetnya, termasuk untuk riset pemasaran.


Richeese Nabati

Richeese Nabati merupakan salah satu merek produk makanan yang di produksi oleh PT. Kaldu Sari Nabati Indonesia. Produk Richeese Nabati adalah wafer cream keju yang menjadi pelopor. P.T Kaldu Sari Nabati Indonesia merupakan pencipta wafer cream keju pertama di Indonesia (Antonius, 2010).

Richeese Nabati memiliki keunggulan dengan kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh kembang anak dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Produk Richeese Nabati diposisikan sebagai produk makanan ringan bergizi tinggi yang baik dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga khususnya anak-anak.


 

 

Meskipun Chocolatos, Fullo dan Richeese Nabati bukan merupakan kompetitor langsung Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut mereka akan tetap menjadi pesaing yang kuat, karena mereka sudah memiliki awareness yang tinggi dengan campaign-campaign yang sudah dilakukannya.

Sedangkan Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut sebagai produk baru dari PT. Dua Kelinci di kategori wafer, Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut belum melakukan sebuah promosi sehingga belum memiliki awareness/belum dikenal oleh target audience.

III. PEMBAHASAN

Konsep perancangan diputuskan dengan menggunakan pendekatan secara psikologis dan emosional dari target audience. Karena para remaja mudah dibujuk secara psikologis dan emosional. Gaya penyampaian yang disesuaikan dengan karakteristik remaja 12-15 tahun. Dengan menampilkan barang-barang yang sedang happening atau barang-barang yang digemari oleh mereka sebagai symbol dari kombinasi coklat dan kacang Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut. Barang-barang tersebut adalah barang yang memiliki kombinasi dua komponen yang berbeda di dalam suatu barang tersebut, yang dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa/hebat dan juga digemari oleh remaja. Sehingga target audience memiliki ikatan emosional dengan barang-barang tersebut diharapkan dapat memunculkan juga ikatan emosional dengan Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut. Dan juga menampilkan pack dari Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut diharapkan memicu pembangkitan brand awareness terhadap Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut.

Proses dimulai dengan mengumpulkan bahan, baik informasi utama maupun informasi pendukung, dalam hal ini adalah barang-barang yang dijadikan referensi eksekusi hasil perancangan desain nantinya. Pada proses awal pembuatan storyborad iklan TV, image diambil dengan cara memfoto objek yang diinginkan lalu dipindahkan ke laptop menggunakan flashdisk, setelah itu objek tersebut dijadikan vector objek. Sedangkan proses awal untuk pembuatan iklan media cetak, objek/barang difoto kemudian dipindahkan ke laptop menggunakan flashdisk. Menggunakan program-program tertentu, objek dengan elemen-elemen visual lainnya akan didesain menjadi sebuah layout yang menarik.

 

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. KESIMPULAN

Meskipun Chocolatos, Fullo dan Richeese Nabati bukan merupakan kompetitor langsung Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut mereka akan tetap menjadi pesaing yang kuat, karena mereka sudah memiliki awareness yang tinggi dengan campaign-campaign yang sudah dilakukannya. Sedangkan Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut sebagai produk baru dari PT. Dua Kelinci di kategori wafer, Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut belum melakukan sebuah promosi sehingga belum memiliki awareness/belum dikenal oleh target audience.

IV.2. SARAN

Seharusnya kita sebagai konsumen bisa menilai akan kualitas hasil produsen dari salah satu produksi makanan ringan seperti Wafer Rolls Deka (Dua Kelinci) Choconut sebagai produk baru dari PT. Dua Kelinci terutama kepada anak-anak remaja yang berumur 12-15 tahun.

V. DAFTAR PUSTAKA

www.digilib.stisitelkom.ac.id

www.stisitelkom.ac.id

 

Nama : RAJA DARIUS PUTRA

NPM : 29213837

Kelas : 1EB16

 


 

Pengantar Bisnis bab 6

JUDUL : PEMASARAN

TOPIK : MARKETING MANAGEMENT ORIENTASI

 

I. PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Dewasa ini, sebuah perusahaan kesuksesan finansialnya sering kalibergantung pada kekuatan marketingnya. Divisi – divisi lain, seperti:

divisi keuangan, divisi operasional, dan divisi – divisi lainnya tidak dapat berjalan dengan baik jika dana tidak memadai untuk menggerakan roda perusahaan.Dengan kata lain, ujung tombak sebuah perusahaan ialah divisi pemasaran/ marketing nya. Beberapa poin yang menunjukkan betapa pentingnya divisi pemasaran, antara lain :

 

  • Sebenarnya, kegiatan pemasaran terjadi dalam kehidupan keseharian kita. Misalnya, saat melamar pekerjaan, secara tidak langsung telah mempromosikan diri kita untuk dapat diterima.
  • Pemasaran dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kesejahteraan organisasi atau pun individu.
  • Pemasaran pula mendukung roda aktivitas dalam menjalankanusaha.

 

Jika digali lagi secara lebih spesifik, marketing merupakan manajemanisasi yang meliputi: analisis, perencanaan, dan juga pengawasan, serta pelaksanaan program untuk membuat dan memelihara win – win solution dengan pasar guna mencapai tujuan dan harapan perusahaan.Dalam aktivitasnya untuk melayani keinginan dari konsumen, organisasi sendiri, serta sosial marketing mempunyai orientasi tersendiri. Marketing Orientation sendiri memfokuskan usahanya untuk terus memenuhi keinginan dan kebutuhan dari konsumennya, melalui 5 konsep Marketing Management Orientation. Kelima konsep Marketing Management Orientation sendiri meliputi: production concept, product concept, selling concept, marketing concept, and societal markting concept.

 

I.2. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kelima konsep Marketing Management Orientation!

2. Berikan masing – masing contoh penerapan dalam 5 konsep Marketing Management Orientation!

 

I.3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dibuatnya makalah ini, antara lain :

 

1. Memahami kelima konsep dari Marketing Management Orientation.

2. Mengetahui contoh penerapan dari kelima konsep Marketing Management Orientation dalam kehidupan nyata.

 

 

II. LANDASAN TEORI

 

II.1. Production Concept

Konsep adalah salah satu konsep tertua dalam bisnis. Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia di banyak tempat dan harganya murah. Manajer organisasi yang berorientasi produksi memusatkan perhatian pada usaha-usaha untuk mencapai efiensi produksi yang tinggi dan distribusi yang luas.

Pandangan bahwa konsumen tertarik pada kemudahan mendapatkan produk dan harga yang rendah berlaku dalam dua situasi

Pandangan bahwa konsumen tertarik pada kemudahan mendapatkan produk dan harga yang rendah berlaku dalam dua situasi.Pertama, jika permintaan atasproduk melebihi penawaran, seperti yang ada di Negara berkembang. Dalamsituasi ini, konsumen lebih tertarik untuk mendapatkan produk dari pada keistimewaan produk tersebut, dan pemasok akan memusatkan perhatian padausaha untuk menigkatkan produksi. Situasi kedua adalah ketika biaya produksitinggi dan harus diturunkan untuk memperluas pasar.

Beberapa organisasi jasa menerapkan konsep produksi. Banyak praktek dokter dan dokter gigi dikelola dengan prinsip lini perakitan, seperti jugabeberapa agen pemerintah (seperti kantor tenaga kerja dan biro lisensi). Memang, orientasi manejemen ini dapat manangani banyak kasus perjam, namun konsep ini sering dituding tidak ramah dan memberikan pelayanan yang buruk.

II.2. PRODUCT CONCEPT

Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan konsumen. Sebagai sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk Dalam konsep iniperusahaan harus membuat produk yang berkualitas. Perusahaan berkeyakinan, bahwa dengan membuat produk yang berkualitas, perusahaan akan memperoleh penjualan yang tinggi karena pada dasarnya konsumen akan memilih produk yang berkualitas. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh areakonsep-konsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah, yaitu:

1. Pemaparan masalah dengan diagram fungsi.

2. Pencarian eksternal.

3. Pencarian internal.

4. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan table kombinasi.Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisissecara berturut – turut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.

II.3. SELLING CONCEPT

Konsep penjualan adalah orientasi manajemen yang menganggap konsumen akan melakukan atau tidak melakukan pembelian produk – produk perusahaan didasarkan atas pertimbangan usaha – usaha nyata yang dilakukan untuk mendorong minat akan produk tersebut biasanya dilakukan dalam media promosi.

Secara implisit pandangan konsep penjualan adalah:

 
 

a. Konsumen mempunyai kecenderungan normal untuk tidak membeli produk yang tidak penting.

b. Konsumen dapat didorong untuk membeli lebih banyak melalui berbagai peralatan atau usaha – usaha yang mendorong pembelian.

c. Tugas organisasi adalah untuk mengorganisasi bagian yang sangat berorientasi pada penjualan sebagai kunci untuk menarik dan mempertahankan langganan.

 
 

Tujuan dari adanya konsep penjualan antara lain adalah:

a. Menjual apa yang mereka buat, bukannya membuat apa yang diinginkan pasar.

b. Menjaring pelanggan.

c. Untuk menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan.

d. Mempromosikan barang yang sedang tidak dicari oleh konsumen.

e. Memberitahukan keberadaan mengenai suatu produk kepada kalangan umum.

f. Meningkatkan keuntungan.

Konsep menjual paling banyak digunakan untuk barang yang tidak dicari, yaitu barang – barang yang biasanya tidak terpikirkan oleh pembeli untuk dibeli,seperti: asuransi, ensiklopedi, dan tanah pemakaman. Industri – industri ini telah menyempurnakan berbagai teknik penjualan untuk menemukan calon pembeli dan berusaha menjual keunggulan produk mereka.

Konsep penjualan mempunyai perspekif dari dalam keluar, konsep ini bermulaidari pabrik hingga sampai di tangan pembeli, perhatiannya ditujukan untuk menjual barang yang sudah ada dalam jangka pendek dengan mencari pelanggan untuk bisa memperoleh laba.

Konsep Penjualan berkeyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis, umumnya melakukan penolakan pembelian sehingga harus dibujuk untuk membeli suatu produk . Konsep itu juga mengasumsikan bahwa perusahaan memiliki banyak alat penjualan dan promosi yang efektif untuk merangsang lebih banyak pembelian.

Konsep penjualan sudah diikuti oleh banyak organisasi untuk mencapai apa yang menjadi tujuan mereka. Mereka percaya bahwa untuk bisa menjual produk dalam jumlah yang lebih dari cukup, haruslah dengan penjualan dan promosi yang berskala lebih besar lagi. Oleh karena itu, organisasi harus melakukan usaha penjualan dan promosi yang agresif.

II.4. MARKETING CONCEPT

Teori konsep pemasaran terkait bauran pemasaran terdapat 4 hal penting,yaitu: produk, promosi, tempat, dan harga. Penentukan produk atau jasa yang akan ditawarkan ke pasar umumnya menjadi langkah awal dalam pemasaran.Riset pasar perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi pasar, termasuk barang yang dibutuhkan konsumen dan keadaan pesaing.

Harga juga harus ditentukan dengan baik agar perusahaan dapat bersaing dengan produk yang dimiliki oleh perusahaan lain. Pertimbangkan tentang lokasi pemasaran produk juga menjadi hal penting, sehingga mudah ditemukan ketika konsumen tertarik dengan produk tersebut. Selain itu, promosi adalah aspek penting untuk mengenalkan produk tersebut di pasar, agar konsumen tertarik untuk membelinya. Pemasangan iklan juga berguna sebagai sarana promosi yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan.

II.5. MARKETING SOCIETAL CONCEPT

Perusahaan harus melakukan tanggung jawab tidak hanya untuk kelangsungan hidup perusahaan, kepuasan konsumen, namun juga bagi masyarakat secara umum dan lingkungan. Akhir – akhir ini, bermunculan berbagai macam penghargaan dari instansi resmi yang berkaitan dengan aktivitas perusahaan yang terkait dengan layanan bagi pihak yang terkait dengan kegiatan usahanya yang dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibilty atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Penghargaan ini diberikan secara berkala atau tahunan kepada perusahaan yang telah melakukan tanggung jawab social dengan baik.

Konsep pemasaran kemasyarakatan adalah suatu orientasi manajemen yangmenekankan bahwa tugas atau kewajiban utama perusahaan yaitu menentukan kebutuhan, keinginan, serta kepentingan pasar yang dituju dan mengusahakan agar perusahaan dapat menyerahkan keputusan yang di inginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dari pesaing dalam meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

 

III. PEMBAHASAN

 

III.1. PRODUCTION CONCEPT APPLICATION

PDAM KOTA SURABAYA (PT. SURYA SEMBADA)

Sebagai perusahaan yang melakukan konsep produksi karena perusahaan ini berfokus pada proses produksinya, dengan bermodal air dan filter PT. SURYASEMBADA ini berhasil mendapatkan profit yang cukup besar. Proses distribusinya juga luas dan tersebar, terbukti di semua wilayah Surabaya dan sekitarnya sudah tersedia air bersih produk dari PT. SURYA SEMBADA ini bagi pelanggannya yang disalurkan melalui pipa – pipa dimana sangat efisien, karena untuk masa pakai yang lama dan distribusinya luas.

TELKOMSEL (PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA)

Termasuk perusahaan yang melakukan konsep produksi karena PT. Telkomsel adalah provider yang mempunyai tower terbanyak dan jangkauan distribusi paling luas di Indonesia.

III.2. PRODUCT CONCEPT APPLICATION

ROLEX (PT. ROLEX SWISS)

Perusahaan yang melakukan konsep produk karena mengeluarkan ataumenghasilkan berbagai produk yang memiliki jaminan kualitas dalam hal akurasiwaktu yang baik untuk memperoleh suatu kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk tersebut karena dinilai baik dan mampu memuaskan keinginan yang diharapkan oleh para konsumen produk tersebut.

Sapphire Crystal

Penerbit jam Swiss berjenama Rolex menetapkan sapphire crystal sebagai standard kepada kesemua jam – jam tangan keluarannya. Crystal jam yangdiperbuat untuk jam tangan adalah sythetic sapphire yang mempunyai kekerasan tinggi hampir kepada berlian (diamond). Sapphire dan ruby yang diklasifikasikan sebagai Corundum berada diskala 400 mengikut tahap kekerasan. Sapphire crystal tidak mudah calar dan retak dan hampir sama tahap lutsinar dankejernihannya dengan kaca. Namun begitu, pada tahap hentaman (hostile bang orstress) yang tertentu, sapphire crystal lebih mudah retak berbanding kaca. Karenaitu, jam tangan Rolex menggunakan sapphire crystal yang agak tebal. Sepertikaca, sapphire crystal mudah digilap menggunakan bahan non-abbresive.

III.3. SELLING CONCEPT APLICATION

METRO DEPARTMENT STORE (PT. METROPOLITAN RETAILMART)

Termasuk perusahaan yang melakukan konsep penjualan karenamengadakan berbagai promo dengan diskon yang cukup besar untuk berbagaiproduk yang dijual kepada seluruh elemen konsumennya tanpa adanya perbedaanpada golongan tertentu. Harga spesial pada beberapa produk ketika melakukan pembelian kedua untuk memuaskan konsumennya sehingga para konsumen tertarik untuk melakukanpembelanjaan lebih banyak produk di Metro Department Store. Akibatnya adalah peningkatan pemasukan PT. METROPOLITAN RETAILMART karenabanyaknya produk yang terjual.

III.4. MARKETING CONCEPT APPLICATION

RAY WHITE INDONESIA (PT. RAY PROPERTINDO)

Menjadi perusahaan yang melakukan konsep pemasaran karena tidak hanyamenjual produk, namun juga memperhatikan kepuasan pelanggan dengan memberikan kenyamanan dalam transaksi bagi pelanggannya.21 Jan 2012, 01:35 WIB Utamakan Kenyamanan Transaksi Konsumennya Bintaro Jaya merupakan kawasan perumahan yang geliat perkembangannya begitu pesat. Daya tarik yang kuat menjadikan lingkungan perumahan ini terus diburu banyak masyarakat untuk dijadikan tempat tinggal yang nyaman. Untuk memenuhi kebutuhan hunian dikawasan permukiman ini. Ray White BintaroJaya III coba hadir memberikan solusi tepat.

 
 

Mengedepankan keamanan dan kenyamanan kepada penjual dan pembeli senantiasa ditawarkannya. Pelayanan maksimal serta keramahan menjadi andalannya. Ray White Bintaro Jaya III sendiri telah hadir di area Bintaro sekitar10 tahun lalu. Tak heran, jika bisnis broker  dikawasan satu ini telah terbentuk dengan baik. Pertumbuhan properti yang begitu pesat mengiringi kesuksesan kantor agent satu ini.Hampir 90% permintaan pangsa pasar yang ada di Bintaro cenderung melirik kebutuhan hunian, sisanya diambil oleh pasar ruko dan area komersiallainnya.

III.5. MARKETING SOCIETAL CONCEPT APPLICATION

AQUA (PT. TIRTA INVESTAMA)

 

Menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan dengan memberi edukasikepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah.

 
 

Gerakan Mengelola Sampah melalui Dongeng Boneka

Kegiatan dongeng boneka merupakan kampanye Gerakan MengelolaSampah (GEMAS) sebagai bentuk kerjasama Danone-AQUA, IndonesiaBusiness League, dan Perum LKBN Antara.

Pesan memilah sampah yang disampaikan dalam format cerita bonekabertujuan mendidik generasi muda bahwa membuang sampah sembarangan dapatmembahayakan orang lain, serta menginformasikan arti penting pemilahansampah, organik dan anorganik, kepada anak-anak agar mereka tidak sembarangan membuang sampah.

CIMB Niaga Alokasikan Rp10 Miliar untuk Program CSR

Mon, 28 Jan 2013, 15:28 WIB

Dalam mendukung pengembangan masyarakat Indonesia, yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, CIMB Niaga mengalokasikan dana CSR paling banyak dalam bentuk beasiswa pendidikan.

Paulus YogaJakarta–PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengaku menyisihkan dana sekitar Rp10 miliar setiap tahunnya untuk mendukung program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), yang lebih banyak difokuskan untuk kegiatan yang mendukung pendidikan.

 

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

 

IV.1. KESIMPULAN

Pentingnya pemasaran dalam proses kegiatan usaha telah meningkatkan selama bertahun-tahun. Dimana awalnya barang yang dijual atas dasar apa yang ingin di jual oleh produsen. Namun zaman sekarang ini, produsen harus memperhatikan kebutuhan, tuntutan dan kebutuhan dari konsumen. Konsumen akan menemukan orang yang memenuhi kebutuhan tersebut dan beralih kepadanya. Akibatnya, produsen sebelumnya akan menderita kerugian.

IV.2. SARAN

Marilah kita melihat ke dalam konsep dasar manajemen pemasaran yang membantu untuk mengukur apa yang akan diproduksi dan berapa banyak untuk diproduksi.

 

V. DAFTAR PUSTAKA

 

Daryanto. 2011. Sari Kuliah Manajemen Pemasaran. Bandung

Sunyoto, Danang. 2012. Dasar – Dasar Manajemen Pemasaran: Konsep, Stratgei,dan Kasus. Yogyakarta: CAPS.

 

 

Nama : RAJA DARIUS PUTRA

NPM : 29213837

Kelas : 1EB16

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

Pengantar Bisnis bab 5

JUDUL : MANAJEMEN DAN ORGANISASI

TOPIK : MANAJEMEN DALAM PERUSAHAAN

 

I. PENDAHULUAN

 

I.1. LATAR BELAKANG

Manajemen telah banyak mengundang pendapat para ahli, tetapi pada dasarnya semua definisi yang diberikan mempunyai arti dan tujuan yang sama, hanya berbeda dari sudut pandang seseorang untuk menerangkan manajemen itu. Untuk itu perlu kami berikan definisi tentang apa yang diartikan dengan manajemen itu.

Manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengadilan yang dijalankan guna menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen akan dapat digerakkan untuk mencapai tujuan dengan mempergunakan orang lain (sumber daya manusia) dengan dibantu peralatan yang tersedia dalam perusahaan (sumber daya perusahaan). Jadi manusialah yang menggerakkan manajemen tersebut dalam perusahaan, agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Secara ringkas manajemen adalah suatu keahlian untuk menggerakkan orang melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu melalui orang-orang lain.

Setiap aktivitas yang menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan maka diperlukan sarana manajemen. Karena setiap aktivitas dalam bidang apapun dalam cara mencapai tujuan pada dasarnya adalah sama, baik dalam organisasi pendidikan, organisasi social, organisasi ekonomi, juga organisasi hokum.yang jelas pimpinan organisasi itu akan berusaha mencapai tujuan dengan mempergunakan sarana manajemen yang ada.

 

I.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Fungsi dari Manajemen yang telah disepakati secara umum?

2. Apakah Prinsip dari Manajemen?

3. Bagaimana Perencanaan Strategis di dalam Perusahaan?

4. Bagaimana Pengorganisasian dan Pengkoordinasian dalam Perusahaan?

5. Bagaimana organisasian manajemen dan tenaga kerja?

 

I.3. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui Fungsi Manajemen yang telah disepakati secara umum

2. Mengetahui Prinsip-prinsip Manajemen

3. Mengetahui Perencanaan Strategis di dalam Perusahaan

4. Mengetahui Pengorganisasian dan Pengkoordinasian dalam perusahaan

5. Bagaimana Organisasi Manajemen dan tenaga kerja?

 

II. LANDASAN TEORI

Kalo melihat perkembangan manajemen itu sendiri sudah dimulai dari abad ke 18, tetapi yang meletakkan manajemen sebagai bidang tersendiri adalah F.W. Taylor. Pendapat ahli manajemen dahulu kala adalah:

F.W. Taylor (1856-1915)

Ia merupakan bapak Scientific Management. Salah satu pendapatnya yang terkenal adalah Time and Motion Study, yaitu gerak-gerik seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan, apakah dalam bekerja seseorang banyak melakukan gerakan yang tidak perlu, atau apakah dalam bekerja seseorang efisiensi dalam menggunakan waktu yang tersedia. Dari arti pengertian Time and Motion Study ini dapat diambil kesimpulan, bahwa manajemen itu adalah:

  • Manajemen sebagai suatu proses pencapaian tujuan,
  • Manajemen merupakan sekumpulan orang-orang untuk melakukan aktivitas manajemen
  • Manajemen sebagai seni

 

Charles Barbage (1792-1871)

Mengatakan bahwa pada dasarnya prinsip-prinsip manajemen itu dapat dipelajari. Anjuran yang dikemukakannya supaya para manajer harus sering tukar-menukar pengalaman sebagai usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen. Juga perlu diadakannya pembagian kerja agar pencapaian tujuan lebih terarah.

 

Henry Fayol (1841-1925)

Ia meletakkan tekanannya pada tingkat pimpian sebagai puncak pimpinan atas. Dalam Administration Industrial Et Generale mengemukakan tentang:

  • Pembagian kerja antar unit-unit kerja secara jelas
  • Kekuasaan dan tanggung jawab harus jelas
  • Disiplin yang baik
  • Kesatuan perintah
  • Kepentingan umum berada di atas kepentingan pribadi
  • Penerapan upah yang adil
  • Adanya sentralisasi kekuasaan
  • Hirarki (struktur organisasi yang jelas)
  • Tata tertib
  • Pimpinan harus bertindak adil terhadap bawahan
  • Stabilitas dalam personil
  • Adanya inisiatif pimpinan
  • Kerja sama yang baik sebagai satu kesatuan (korps)

 

III. PEMBAHASAN

III.1. FUNGSI MANAJEMEN

Fungsi manajemen yang telah disepakati secara umum adalah:

  • Perencanaan

    Perencanaan merupakan aktivitas untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Oleh sebab itu, perencanaan merupakan masalah dalam pengambilan keputusan di antara berbagai alternative. Manajer harus dapat memanfaatkan kesempatan seperti: keluarnya semboyan pemerintah yaitu memasyarakatan olah raga dan mengolahragakan masyarakat, ini merupakan kesempatan untuk memproduksi pakaian olah raga dan perlengkapan olah raga

  • Pengorganisasian

    Pengorganisasian merupakan fungsi dari manajer untuk menentukan aktivitas-aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, pengelompokan aktivitas-aktivitas dilakukan untuk mengadakan pembagian tugas atau kerja. Dalam pengorganisasian ini manajer akan melimpahkan wewenang yang diperlukan bawahan untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Fungsi pengorganisasian merupakan hal yang dinamis dan sarana menuju suatu tujuan bukan merupakan suatu akhir tujuan.

  • Staffing

    Staffing merupakan fungsi manajer menyangkut pengadaan dan penempatan orang-orang yang memenuhi syarat untuk berbagai kegiatan dalam organisasi yang direncanakan sebelumnya. Fungsi ini merupakan aktivitas perusahaan dalam pengadaan tenaga kerja untuk berbagai jenis pekerjaan yang ada dan latihan (pengembangan) calon tenaga kerja serta karyawan untuk meningkatkan kemampuan kerja mereka

  • Pengarahan

    Pengarahan merupakan hal yang menyangkut motivasi dan hubungan pada karyawan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajer (pimpinan) harus mempunyai pengetahuan tentang teknik-teknik supervise dan pemberian motivasi yang efektik untuk dapat meningkatkan prestasi kerja bawahannya.

  • Pengendalian

    Pengendalian merupakan suatu tindakan untuk melakukan aktivitas-aktivitas seuai dengan cara. Dengan adanya pengendalian ini akan dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam operasional perusahaan. Jadi, pengendalian ini berfungsi untuk manjaga agar pelaksanaan rencana benar-benar dapat direalisasikan.

 

III.2. PERINSIP MANAJEMEN

Agar manajemen dapat berfungsi sebagaimana yang di harapkan dalam operasional perlu berpegang pada prinsip, karena prinsip-prinsip ini akan mengarahkan perusahaan sebagai satu kesatuan mencapai tujuan. Pelaksanaan prinsip ini perlu fleksibel, maksudnya tidak di terapkan secara kaku melainkan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang terjadi dalam operasional. Prinsip manajemen tersebut adalah:

  • Pembagian kerja (Division of work)

    Dengan adanya pembagian kerja ini akun dapat dilakukan penyelesaian kerja sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Pembagian kerja ini akan menciptakan efisiensi dan spesialisasi kerja.

  • Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)

    Dengan adanya tanggung jawab kerja akun terlihat siapa yang menjadi bawahan dan siapa yang menjadi atasan. Sehingga atasan mempunyai kekuasaan (wewenang) memerintah bawahan dan bertanggung jawab untuk pencapaian rencana perusahaan.

  • Disiplin (Discipline)

    Disiplin sangat mutlak diperlukan seluruh karyawan perusahaan, karena dengan adanya disiplin ini akan dapat dilakukan pencapaian rencana.

  • Kesatuan perintah (Unity of command)

    Bawahan hanya menerima perintah dari atasannya langsung, maksudnya tidak akan menerima perintah dari atasan bagian lain, karena ini akan mengacaukan perintah siapa yang akan dituruti bawahan.

  • Kesatuan pengarahan (Unity of direction)

    Aktivitas yang diadakan dalam perusahaan harus sesuai denga rencana perusahaan secara keseluruhan. Pimpinan perusahaan harus bisa memberi pengarahan terhadap unit-unit yang ada untuk mencapai tujuan.

 

III.3. PERENCANAAN STRATEGIS PERUSAHAAN

Perencanaan strategis adalah rumusan proses perencanaan yang berjangka panjang untuk menentukan sasaran dan mencapai sasaran perusahaan. Strategi juga merupakan cara tanggapan perusahaan terhadap lingkungannya yang berubah sepanjang waktu. Definisi ini memberikan arti bahwa perusahaan akan selalu mempunyai misi dan strategi walaupun tidak pernah dirumuskan secara jelas. Strategi biasanya berhubungan dengan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk menghadapi linkungan persaingan di pasir.

Perencanaan strategis mempunyai 4 faktor yang mempengaruhi, yaitu:

Dimensi strategis lingkungan yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan

Yang dimaksudkan dengan dimensi strategis lingkungan disini, yaitu faktor-faktor di luar perusahaan. Faktor tersebut dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan, yaitu:

a. Pengaruh persaingan

b. Teknologi

c. Faktor sosiologis

d. Faktor politis

 

III.4. Pengorganisasian dan Pengkoordinasian dalam Perusahaan

Pengorganisasian

Fungsi ini merupakan proses pembentukan struktur organisasi yang searah dengan tujuannya sehingga tercipta berbagai hubungan dalam organisasi, penyusunan sumber-sumber daya yang dimilikinya. Ada dua aspek penting dalam penyusunan struktur organisasi, yaitu departemenisasi dan pembagian kerja. Departemenisasi merupakan pembagian (kelompok) aktivitas pada organisasi agar kegiatan yang sama dan mempunyai hubungan dapat dilakukan bersama. Pembagian kerja adalah penjabaran tugas/pekerjaan agar setiap karyawan bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatannya dalam organisasi. Ini aspek yang penting untuk pengorganisasian suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran secara efektif dan efisiensi.

 

Pengkoordinasian

Pengkoordinasian merupakan proses pengintegrasian (penyelarasan) sasaran dan aktivitas untuk satuan-satuan yang berlainan pada suatu organisasi (perusahaan), agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Tanpa adanya pengkoordinasian untuk setiap unit terkecil pada departemen dapat menyebabkan karyawan kehilangan arah (pegangan) atas andilnya dalam organisasi (perusahaan).

Usaha yang dapat dilakukan pimpinan perusahaan (organisasi) untuk dapat mengkoordinasi seluruh aktivitas adalah dengan memberikan perintah, penjelasan-penjelasan dalam pertemuan informal maupun formal, memberikan jadwal kerja yang jelas, juga memberikan bimbingan dan nasihat.

 

 

III.5. Organisasi manajemen dan tenaga kerja

Secara umum, struktur organisasi PT IEP mengikuti susunan garis staf (Line and staf organization) yang dipimpin oleh seorang direktur utama dan direktur yang membawahi tiga orang manajer, yaitu manajer produksi, manajer pemasaran dan manajer keuangan. Masing-masing manajer membawahi bagian/divisi pabrik, yaitu pabrik curled fibre di SULUT dan rubberized di Bekasi/Jakarta. Manajer pemasaran membawahi bagian penjualan ekspor dan lokal, dan manajer keuangan membawahi bagian akuntansi, administrasi, personalia dan umum.

Tugas masing-masing bagian dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Bagian pabrik Curled Fibre dan Rubberized Fibre
  • Bagian penjualan ekspor dan domestic
  • Bagian keuangan

 

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1. KESIMPULAN

Manajemen adalah sebuah proses yang terdiri dari aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengadilan yang dijalankan guna menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Manajemen sudah dimulai dari abad ke 18, tetapi yang meletakkan manajemen sebagai bidang tersendiri adalah F.W. Taylor. Dalam mempelajari manajemen dapat di tempuh dengan berbagai cara. manajemen akan dapat digerakkan untuk mencapai tujuan dengan mempergunakan orang lain (sumber daya manusia) dengan dibantu peralatan yang tersedia dalam perusahaan (sumber daya perusahaan). Jadi manusialah yang menggerakkan manajemen tersebut dalam perusahaan, agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

IV.2. SARAN

Perusahaan sekarang harus mulai merubah tujuan dari penggunaan system informasinya sesuai dengan perkembangan teknologi yang baru. Karena perubahan system ini perlu untuk mendukung pencapaian “keunggulan bersaing” agar perusahaan dapat siap untuk memasuki dan menjalankan bisnisnya di era globalisasi dan bersaing dengan perusahaan asing lainnya. Sebab penerapan strategi jika tanpa penggunaan informasi seperti disebutkan di atas, layaknya strategi hanya di atas kertas, strategi tanpa informasi bagaikan macan kertas yang tidak mempunyai kekuatan.

 

V. DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Mulia. (1996). Pengantar Bisnis Rencana Pendirian Perusahaan.

Saladi, Djaslim H.. (1999). Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Linda Karya : Bandung.

 

Nama : RAJA DARIUS PUTRA

NPM : 29213837

Kelas : 1EB16

Pengantar Bisnis Bab 4

JUDUL : KEWIRASWASTAAN DAN PERUSAHAAN KECIL

TOPIK : USAHA BAKPIA PATHOK 25 MAKANAN KHAS JOGJAKARTA

 

I. PENDAHULUAN

 

I.1. LATAR BELAKANG

 

Yogyakarta merupakan kota wisata dengan latar belakang budaya yang kuat. Kuatnya budaya Jawa, banyaknya makanan khas, barang kerajinan, dan tempat wisata menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Makanan khas dan barang-barang kerajinan Yogyakarta merupakan oleh-oleh yang banyak dicari oleh wisatawan. Hal ini menjadi peluang bagi industri kecil untuk mengembangkan usahanya dalam hal membuat oleh-oleh. Bakpia Pathok merupakan salah satu makanan khas kota Yogyakarta yang menjadi pilihan para wisatawan sebagai oleh-oleh (buah tangan).

 

Disebut Bakpia Pathok karena Pathok merupakan salah satu daerah yang terletak di dekat Malioboro sebagai tempat industri bakpia terbesar di Yogyakarta. Setiap industri Bakpia Pathok tersebut mempunyai merk dagang mereka sendiri, misalnya Bakpia Pathok Jaya “25” dan lain sebagainya. Setiap Unit Dagang Bakpia Pathok biasanya mempunyai cabang toko di setiap sentra oleh-oleh kota Yogyakarta termasuk Bakpia Pathok Jaya “25” . Saat ini, sangat mudah menemukan toko Bakpia Pathok Jaya “25” hampir di seluruh pelosok kota Yogyakarta.

 


Perusahaan Bakpia Pathok Jaya “25” merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri yaitu salah satunya 2

memproduksi bakpia pathok. Adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif mengharuskan perusahaan ini untuk merencanakan atau menentukan jumlah produksinya agar dapat memenuhi pemesanan pasar dengan tepat waktu dan jumlah yang sesuai. Dengan demikian, harapan dari pemilik usaha ialah meningkatnya keuntungan perusahaan.

 

Kegiatan produksi Perusahaan Bakpia Pathok Jaya “25” erat kaitannya dengan efektifitas penggunaan waktu dan jumlah tenaga kerja. Berdasarkan permasalahan itu, Aljabar Max-Plus diharapkan dapat menjadi cara untuk mengoptimalisasi waktu produksi pada sistem Produksi Bakpia Pathok Jaya “25”, sehingga waktu produksi dapat digunakan secara efisien dan efektif. Terkait dengan masalah ini, teori Aljabar Max-Plus merupakan salah satu kajian teori yang dapat digunakan untuk pemodelan, analisis, dan kontrol dalam sistem produksi. Alasan utama digunakannya Aljabar Max-Plus karena kemudahannya dalam menyelesaikan proses sinkronisasi.

 

Sinkronisasi Aljabar Max-plus memiliki beberapa kelebihan dalam mengoptimalisasi sistem produksi. Selain itu, Aljabar Max-Plus juga telah digunakan dengan baik untuk memodelkan dan menganalisis secara aljabar masalah-masalah jaringan, seperti: penjadwalan (proyek) dan sistem antrian. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Bacelli, et al. (2001), Rudhito, A. (2003) dan Butkovic, Peter. (2010). Pemodelan dinamika sistem produksi sederhana dengan pendekatan Aljabar Max-Plus dibahas menurut Schutter (1996) dan Rudhito, A. (2003).

 

 

I.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana awal bisnis Bakpia pathuk “25”?

2. Bagaimana cara produksi Bakpia pathuk “25” yang baik?

3. Apa yang dilakukan Bisnis Bakpia pathuk “25” dalam menghadapi bisnis bakpia pathuk lainnya?

4. Bagaimana cara pemasaran yang dilakukan bisnis bakpia pathuk “25”?

5. Bagaimana ketenagakerjaan di dalam perusahaan Bakpia Pathok “25”?

 

I.3. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui bagaimana awal bisnis bakpia pathuk “25”.

2. Mengetahui bagaimana cara pengolahan bakpia pathuk “25” yang baik.

3. Mengetahui apa yang dilakukan bisnis bakpia pathuk “25” dalam menghadapi bisnis bakpia pathuk lainnya.

4. Mengetahui bagaimana cara pemasaran yang dilakukan bisnis bakpia pathuk “25”.

5. Mengetahui ketenagakerjaan perusahaan Bakpia Pathok “25”.


I.4. MANFAAT PENULISAN

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat yaitu :

1. Sebagai bahan pertimbangan untuk evaluasi keputusan dalam menentukan kebijakan persediaan barang, sehingga dapat menentukan jumlah persediaan yang optimal dan meningkatkan laba.

2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis mengenai bagaimana manajemen produksi diterapkan dalam praktek dunia kerja yang nyata khususnya mengenai sistem pengendalian persediaan.

 

 

II. LANDASAN TEORI

Laporan ini dibuat berdasarkan kunjungan industri pada tanggal 25 Desember 2011 yang berlokasi di Pabrik Bakpia Pathok 25 terletak di kampung Sanggrahan Pathuk NG I/504, Kelurahan Ngampilan, Yogyakarta. Lokasi berada di sebelah barat belakang Malioboro, sehingga memudahkan dalam pemasaran dan pengadaan bahan beku.

 

III. PEMBAHASAN

 

III.1. Awal Bisnis Bakpia Pathuk

Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau. Selain itu pula bakpia mulai diproduksi di kampung Pathuk Yogyakarta, sejak sekitar tahun 1948. Waktu itu masih diperdagangkan secara eceran dikemas dalam besek tanpa label, peminatnya pun masih sangat terbatas. Proses itu berlanjut hingga mengalami perubahan dengan kemasan kertas karton disertai label tempelan.

Pada tahun 1980 mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai nomor rumah, diikuti munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek dagang nomer berlainan. Demikian pesatnya perkembangan “kue oleh-oleh” itu hingga mencapai booming sejak sekitar tahun 1992.

Produksi bakpia yang dilakukan oleh bapak Arlen Sanjaya (Bp Arlen Sanjaya adalah generasi penerus pembuat Bakpia Pathok 25 yang dahulu berasal dari bisnis keluarga) setiap harinya tidak tetap karena produk yang kami buat “Selalu Baru danHangat”.

Perusahaan Bakpia Pathuk “25” mempunyai 5 toko cabang yaitu 2 toko cabang di jalan AIP KS. Tubun dan 1 toko cabang di jalan Bhayangkara,serta 2 toko dijalan Laksada Adisucipto (jalan ke arah kota Solo). Toko-toko cabang ini biasanya mengambil bakpia dari pusat produksi dengan merek dagang 25.

Pada tahun-tahun pertama, perusahaan menggunakan oven dengan bahan bakar arang. Setelah usaha beliau semakin sukses menambah lagi jumlah oven dengan bahan bakar gas. Dalam usahanya bapak Arlen Sanjaya dibantu oleh beberapa karyawan pria dan wanita. Pegawai wanita yang biasanya bertugas sebagai pencetak bakpia dan pengemas, sedangkan pegawai pria biasanya bertugas sebagai pembuat adonan, pembuat isi / kumbu, pengoven serta pemasar ataupun mengirim bakpia ke sejumlah tempat.

 

III.2. Cara produksi Bakpia Pathuk 25

Proses Produk Bakpia Pathok “25” terdiri dari beberapa tahap. Semuanya memberikan rasa yang lebih untuk para pelanggan.
Adapun langkah-langkahnya dibagi menjadi 7 langkah utama yaitu:

1. Menjemur kacang hijau untuk menghilangkan kutu dan seleksi kacang. Memisahkan kacang dengan kulit kacang hijau.

2. Dipecah menjadi 2 bagian dan dicuci bersih.

3. Pengukusan.

4. Digiling sampai lembut. Dimasak dalam mixer, dicampur dengan gula pasir secukupnya.

5. Pembuatan kulit. Bahan yang digunakan adalah, tepung terigu, gula pasir, air, minyak goreng. Diaduk dalam mixer. Proses ini dinamakan proses rolling,  sampai kalis.

6. Proses pemanggangan.

7. Terakhir proses packing / pengemasan.

“Pendinginan bakpia di perusahaan ini dilakukan dengan meletakkan hasil pengovenan di atas tampah dan diletakkan di atas rak pendinginan bertingkat yang terbuat dari kayu. Rak pendinginan tersebut dibuat dlam keadaan terbuka serta tidak dilengkapi dengan penutup,” lanjut Fitri. Tahap selanjutnya adalah pengemasan, distribusi dan pemasaran.

 

III.3. Mengetahui Apa Yang Dilakukan Bisnis Bakpia Pathuk 25 Dalam Menghadapi Bisnis Bakpia Pathuk Lainnya.

Perusahaan Bakpia Pathuk “25” terletak di jalan Jl. AIP II KS Tubun NG I/504, desa Pathuk Yogyakarta. Lokasinya terletak di belakang Malioboro, sehingga memudahkan dalam pemasaran dan pengadaan bahan baku. Dengan lokasi yang sangat strategis, bakpia pathok 25 mengukuhkannya dengan membuat promosi keseluruh penjuru, tak terkecuali dengan menggunakan sarana internet.

 

III.4. Cara Pemasaran Yang Dilakukan Bisnis Bakpia Pathuk 25

                  Dalam pemasarannya, pihak perusahaan Bakpia Pathuk “25” banyak bekerja sama dengan perusahaan Tour dan Travel, hotel hotel, sekolah sekolah dan perguruan tinggi. Perusahaan Bakpia Pathuk “25” itu sendiri dipimpin langsung oleh Bapak Arlen Sanjaya yang dalam hal ini dibagi antara bagian administrasi, pemasaran dan proses produk.

III.5. Ketenagakerjaan perusahaan Bakpia Pathok “25”

Perusahaan Bakpia Pathok “25” memiliki beberapa karyawan. Sistem kerja yang diterapkan adalah system serabutan dan pada system ini persaingan kerja yang sehat tidak ada ikatan kontrak kerja dalam jangka waktu tertentu. Dalam pelaksanaan kerja, biasanya penanganan proses yang berat ditangani oleh tenaga kerja pria, seperti pembuatan adonan, pembuatan kumbu dan pengovenan serta tenaga pemasar, sedangkan untuk pencetak ada yang pekerja wanita maupun pria. Khusus untuk pengemasan dilakukan oleh pekerja wanita.
Untuk kesejahteraan karyawan. pihak perusahaan memberikan tunjangan yaitu tunjangan untuk makan 3 kali, tunjangan kesehatan, penginapan serta uang bonus lembur, hari raya dan lain-lain.

 

 

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

 

IV.1. KESIMPULAN

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Perusahaan Bakpia Pathuk “25” adalah salah satu perusahaan makanan khas dari Yogyakarta yang sudah sangat di kenal dan di gemari oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya.

2. Kualitas makanan Bakpia Pathuk “25” sudah terjamin kualitasnya.

3. Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau.

4. Untuk kesejahteraan karyawan. pihak perusahaan memberikan tunjangan yaitu tunjangan untuk makan 3 kali, tunjangan kesehatan, penginapan serta uang bonus lembur, hari raya dan lain-lain.

 

 

IV.2. SARAN

Perlu adanya penelitian yang lebih detail mengenai variabel-variabel lain yang mempengaruhi pada produksi Bakpia Pathok Jaya “25” selain waktu produksi sehingga waktu produksi Bakpia Pathok Jaya “25” ( baik waktu memulai produksi ataupun pengambilan produk bakpia) dalam hal pemesanan dapat tepat waktu dan lebih akurat. Selain itu, perlu dilakukan optimalisasi dengan menerapkan metode selain Sistem Linear Max-Plus Waktu Invarian (SLMI) Satu Input Satu Output (SLMI SISO) pada Sistem Event Diskret (SED) Aljabar Max-Plus agar waktu produksi bakpia lebih optimal sehingga pemesanan dapat dilayani tepat waktu sesuai keinginan konsumen.

 

V. DAFTAR PUSTAKA

http://hotdiantoinaga.blogspot.com/2012/06/bakpia-pathok-25-makanan-khas.html

Dhini, AR. Pembuatan Bakpia Pathok di Perusahaan Bakpia Pathok 25 Yogyakarta. 2002.

Sujalal. Sejarah Singkat dan Perkembangan Bakpia Pathok 25 di Yogyakarta. Dalam Laporan. 2002.

http://bakpia25.com

 

Nama : RAJA DARIUS PUTRA

NPM : 29213837

Kelas : 1EB16