JUDUL : PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
TOPIK : PERKEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL DAN PERAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA)
- PENDAHULUAN
-
LATAR BELAKANG
Modal merupakan pendorong perkembangan ekonomi dan merupakan sumber untuk menaikan tenaga produksi yang semuanya membutuhkan kepandaian penduduknya dan mengadakan investasi untuk mengolahnya, selain itu ditentukan pula adanya pendorong untuk mengadakan investasi atas dana yang diperoleh dari tabungan masyarakat maupun pinjaman luar negeri. Sehubungan dengan itu diperlukan upaya peningkatan pergerakan dana dari dalam negeri. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan produksi. Pada posisi semacam ini investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Dalam upaya menumbuhkan perekonomian setiap negara senantiasa menciptakan iklim yang dapat menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat kalangan swasta dalam negeri, tapi juga investor asing.
Oleh karena itu untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan berbagai sarana penunjang, antara lain tata hukum yang mendorong, menggerakkan dan mengandalkan berbagai kegiatan pembangunan dibidang ekonomi. Khususnya ditiga sektor ekonomi. Tiga sektor ekonomi itu diantaranya adalah sektor pertanian, sektor perindustrian, dan yang terahir adalah sektor perdagangan besar dan eceran, restoran dan hotel.
Salah satu indikator penting guna menganalisis ekonomi suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi, kendati indikator ini mengatur tingkat pertumbuhan output dalam suatu perekonomian yang tentang sejauh mana aktifitas ekonomi yang terjadi pada suatu periode tertentu yang telah menghasilkan suatu pendapatan bagi masyarakat, indikasi tersebut tersirat dalam rangka pertumbuhan output karena pada dasarnya aktifitas ekonomi adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa (output) pada gilirannya proses ini juga akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki masyarakat.
calon Macan Asia, karena perubahan struktur ekonominya yang signifikan dari sebuah negara agraris menjadi negara industri baru, dengan industry manufaktur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Pemerintah waktu itu berhasil menciptakanproses pembangunan ekonomi yang pesat, membuat Indonesia sebagai negara industri yang menjanjikan di Asia Tenggara.
khususnya investasi jangka panjang/langsung (PMA), yang diharapkan bisa mendorong pembangunan industri manufaktur. Kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA) ini awalnya didukung oleh kebijakan substitusi impor dan kemudian pada tahun 1980-an diubah menjadi kebijakan promosi ekspor. Maka pada tahun 1980-an PMA diarahkan ke industri-industri yang berorientasi ekspor. Tidak bisa kita pungkiri bahwa kemajuan industri nasional, khususnya manufaktur\ pada era Soeharto tidak bisa lepas dari PMA, khususnya perusahaan-perusahaan multinasional (MNCs).Pada era ini banyak industri bermunculan, baik dalam bentuk patungan antara perusahaan lokal dengan MNCs, maupun sepenuhnya MNCs. Banyak lahir pula perusahaan lokal sebagai pemasok input pada MNCs, walaupun masih relative lemah dibanding negara lain. Ketergantungan pada PMA dapat menimbulkan kerugian bagi perkembangan industri nasional jangka panjang. Ini sama halnya dengan ketergantungan negara pada pinjaman luar negeri (foreign loan) untuk mendanai pembangunan dalam negeri, yang akan berakibat semakin lemahnya negara tersebut
dalam jangka panjang.
Tulisan ini memaparkan tentang keuntungan dan kerugian yang bisa terjadi terhadap industri nasional dengan kehadiran atau dominasi penanaman modal asing (PMA).Karena keterbatasan data, sebagian besar pembahasan didasarkan pada survey literatur.
-
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diurikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
-
Apakah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tiga tahun j yang lalu, Penanaman Modal Asing (PMA) tiga tahun yang lalu berpengaruh signifikan terhadap PDRB di Sulawesi Selatan ?
-
Apakah Realisasi Penanaman Modal Asing & Penanaman Modal Dalam Negeri, Realisasi Hutang Luar Negeri secara sendiri-sendiri (parsial) berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian, Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri di Indonesia periode 1995 – 2008 ?
-
Untuk mengukur dan menganalisis berapa besar pengaruh penanaman modal asing, penanaman modal asing tiga tahun yang lalu, penanaman modal dalam negeri, penanaman modal dalam negeri tiga tahun yang lalu terhadap PDRB di Sulawesi Selatan.
- Mengetahui pengaruh Realisasi Penanaman Modal Asing, Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri, Realisasi Hutang Luar Negeri secara sendiri-sendiri (parsial) terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan, pertumbuhan ekonomi sektor industri di Indonesia periode 1995-2008.
-
LANDASAN TEORI
Tinjauan Teoritis Perdebatan tentang Klasifikasi dan Karakteristik Investasi.
Proses pemupukan modal atau yang biasa juga disebut dengan investasi menurut Sukirno (1994 ; 107) dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian dalam bentuk :1. Pembelian berbagai jenis barang modal yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan. 2. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, pabrik dan bangunan-bangunan lainnya. 3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih dalam proses produksi.
Sedangkan menurut Nanga (2001 ; 124) mengatakan bahwa investasi dapat didefinisikan sebagai tambahan bersih terhadap stok kapital yang ada atau bisa juga disebut akumulasi modal. Menurut Schumpeter dalam Nanga (2001 ; 124), ia tidak menjelaskan pengertian investasi tetapi membagi investasi menjadi 2 jenis yaitu :1. Investasi terpengaruh, yaitu investasi yang besar kecilnya sangat dipengaruhi oleh perubahan di dalam pendapatan nasional, volume penjualan, keuntungan perusahaan dan lain-lain. 2. Investasi otonom, yaitu investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan tetapi lebih banyak ditentukan oleh perubahan-perubahan yang bersifat jangka panjang seperti adanya penemuan baru, perkembangan teknologi dan sebagainya.
Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Halim ; 2003 ; 2). Sehingga investasi dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Investasi pada financial assets, investasi ini dilakukan di pasar uang misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, atau di lakukan di pasar modal misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi dan lain-lain. 2. Investasi pada real assets, diwujudkan dalam bentuk pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan dan perkebunan dan lain-lain.
Menurut Jhingan (2000:338) mengemukakan bahwa tujuan pokok pembangunan ekonomi adalah untuk membangun peralatan modal dalam skala yang cukup untuk meningkatkan produktivitas. Singkatnya hakikat pembangunan ekonomi adalah penciptaan modal “overhead sosial” dan ekonomi. Hal ini mungkin saja jika laju pembentukan modal di dalam negeri cukup cepat, yaitu jika bagian dari pendapatan atau output masyarakat di investasikan dalam peralatan modal.investasi dalam peralatan modal tidak saja meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan modal menghasilkan kemajuan tekhnik yang menunjang tercapainya ekonomi produksi skala luas dan meningkatnya spesialisasi. Pembentukakan modal memberikan mesin, alat, dan perlengkapan bagi tenaga kerja yang semakin meningkat.
Investasi langsung dapat membantu negara- negara berkembang mengatasi masalah kekurangan tabungan dan kekurangan mata uang asing dan mata uang dalan negeri , maka ditinjau dari sudut ini , penanaman modal baik asing maupun dalam negeri akan mempertinggi tingkat penanaman modal dan selanjutnya mempercepat tingkat pembangunan ekonomi (sukirno, 1985 : 397)
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebagai sumber domestik merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Di satu pihak, ia mencerminkan permintaan efektif, dan di pihak lain ia mendiptakan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan. Proses penanaman modal ini menghasilkan kenaikan output nasional dalam berbagai cara. Penanaman modal diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang meningkat di negara tersebut. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan atau penanaman modal dalam negeri (investasi) ini pula membawa ke arah spesialisasi dan penghematan produksi skala luas. Jadi PMDN menghasilkan kenaikan besarnya output nasional, pendapatan dan pekerjaan,
-
PEMBAHASAN
Faktor-faktor yang Menentukan Investasi
Para ahli ekonomi sependapat bahwa investasi sangat ditentukan oleh beberapa faktor (Sukirno ; 1981 ; 185) diantaranya : 1. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang. Ramalan yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian akan menjadi lebih baik lagi di masa depan seperti harga akan tetap stabil, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan cepat merupakan keadaan yang akan mendorong pertumbuhan investasi. Makin baik keadaan masa depan maka makin besar keuntungan yang akan diperoleh pengusaha sehingga mereka akan lebih terdorong untuk melakukan investasi. 2. Tingkat bunga, tingkat bunga dapat mempengaruhi pengusaha dalam memutuskan atau melakukan investasi. Suatu keadaan dimana jika pendapatan yang akan diperoleh dari membungakan tabungannya jauh lebih besar dari pada keuntungan yang akan diperoleh jika berinvestasi maka kemungkinan besar akan membungakan uangnya dan tidak melakukan investasi. 3. Perubahan dan perkembangan teknologi, semakin banyak perkembangan teknologi yang dibuat makin banyak pula kegiatan pembaharuan yang dilakukan pengusaha seperti membeli barang-barang modal baru, mendirikan pabrik baru pada akhirnya akan meningkatkan investasi. 4. Tingkat pendapatan nasional, Investasi cenderung mencapai tingkat yang lebih besar apabila pendapatan nasional semakin besar jumlahnya begitu juga sebaliknya. 5. Keuntungan yang diharapkan.
Pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi sampai saat ini belum menuai titik pandang yang sama. Hal tersebut dikarenakan setiap para ahli memberikan definisi berdasarkan kondisi yang terjadi pada saat sang ahli hidup. Namun di bawah ini ada beberapa ahli memberikan definisi tentang pertumbuhan ekonomi pada saat ini. Bahwa pertumbuhan ekonomi yaitu sebagai suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang (boediono,1985).
Apabila dalam suatu negara mampu menyediakan semakin banyaknya barang ekonomi kepada penduduknya hal ini tumbuh sesuai dengan kemampuan tekhnologi dan penyesuaian kelembagaan ideologo yang diperlukan dalan rangka pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang (Kuznets dalam jhingan, 1994).
Pertumbuhan ekonomi sebagai suatu proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat (Djoyohadikusumo dalam inna,2000). Sedangkan menurut (kunarjo dalam hasanuddin, 2003) bahwa untuk mencapai pertumbuhan diperlukan investasi yang memadai sedangkan untuk pencapaian pertumbuhan yang diinginkan dibutuhkan mekanisme pembangunan yang lebih sistematis yaitu gerakan kedepan dari suatu sistem yang berdimensi pada produksi, pendapatan, tingkat hidup , kelembagaan serta kebijaksanaan. Jadi pertumbuhan ekonomi mengandung konotasi dinamis yakni perubahan atau perkembangan dari waktu ke waktu yang berati didalamnya terjadi proses, waktu dan penduduk selaku pelaku ekonomi.
Investasi Swasta
Pengertian Investasi Swasta
Dalam melakukan pembangunan ekonomi dibutuhkan biaya yang cukup besar yang salah satunya diperoleh dari investasi swasta baik berupa Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (Nuraeni ; 2001 ).
PMA sebagai salah satu jenis penanaman modal yang memiliki peran sangat besar dalam pembangunan. Modal ini masuk dalam bentuk investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung berarti perusahaan dari negara penanam modal secara de facto dan de jure melakukan pengawasan atas asset yang ditanam dinegara tersebut. Sedangkan investasi tidak langsung (investasi portofolio) dilakukan melalui pasar modal dengan instrument surat berharga seperti saham dan obligasi tetapi penguasaan atas saham tersebut tidak sama dengan hak mengendalikan perusahaan karena para pemegang saham hanya mempunyai hak atas dividen yang diperoleh (Jhingan ; 1994).
Satu lagi bentuk penanaman modal yaitu penanaman modal dalam negeri (PMDN). PMDN sebagai sumber domestik merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Di satu sisi ia mencerminkan permintaan yang efektif dan di sisi lain ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan. Penanaman modal diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk yang meningkat di negara tersebut. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja. Pembentukan atau penanaman modal ini juga membawa pada kemajuan teknologi. Sumber yang dapat dikerahkan untuk pembentukan modal ini diperoleh dari kenaikan pendapatan nasional, pengurangan konsumsi, peningkatan nilai tabungan, meningkatkan keuntungan dan lain-lain. Dari sumber-sumber di atas maka tabunganlah yang merupakan sumber domestik yang paling efektif. Tabungan pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam pembentukan modal. Tabungan pemerintah berasal dari pengurangan total penerimaan dalam negeri terhadap total pengeluarannya sedangkan tabungan masyarakat berasal dari simpanan masyarakat itu sendiri yang menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung.
Investasi Pemerintah
Peranan pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan terutama di negara berkembang harus benar-benar aktif dan positif. Karena pemerintah harus mempunyai sasaran utama bagi rakyatnya terutama yang berkenan dalam upaya meningkatkan tingkat kemakmuran rakyatnya. Di indonesia peran pemerintah dibagi dalam empat kelompok peran ( Dumairy ; 1996 ; 158) diantaranya :
1. Peran alokatif, yakni peranan pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi yang ada agar pemanfaatannya bisa optimal dan mendukung efisiensi produksi.
2. Peran distributif, peranan pemerintah dalam mendistribusikan sumber daya, kesempatan dan hasil-hasil ekonomi secara adil dan wajar. 3. Peran stabilitatif, peran pemerintah dalam memelihara stabilitas perekonomian dan memulihkannya jika berada dalam disequilibrium. 4. Peran dinamisatif, yakni peranan pemerintah dalam menggerakkan proses pembangunan ekonomi agar lebih cepat tumbuh, berkembang dan maju. Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen kebijakan fiskal pemerintah dalam mencapai kestabilan ekonomi. Sebagai sebuah organisasi atau rumah tangga, pemerintah melakukan banyak sekali pengeluaran untuk membiayai kegiatan-kegiatannya. Pengeluaran-pengeluaran tersebut bukan saja untuk menjalankan roda perekonomian sehari-hari tetapi juga membiayai kegiatan perekonomiannya. Badan Pusat Statistik (BPS ; 2005) membagi Pengeluaran Pemerintah menjadi 3 jenis pengeluaran yaitu: 1. Belanja administrasi umum. 2. Belanja operasi pemeliharaan. 3. Belanja modal. Dimana ketiga jenis pengeluaran tersebut diatas masing-masing dibagi lagi menjadi dua yaitu belanja aparatur daerah dan belanja untuk pelayanan publik. Semakin besar dan banyak investasi yang dilakukan pemerintah maka semakin besar pula pengeluaran pemerintah yang akan dikeluarkan. Dimana modal ini diperoleh dari sumber-sumber pendapatan daerah biasanya lewat pajak, ekspor, retribusi, laba perusahaan dan lain-lain.
Menurut Rostow dan Musgrave dalam Dumairy (1996 ; 163) dalam teorinya ia menghubungkan pengeluaran pemerintah dengan tahap-tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan ekonomi, menurut mereka rasio investasi pemerintah terhadap investasi total relatif besar. Hal ini disebabkan karena pada tahap ini pemerintah harus menyediakan sarana dan prasarana. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi pemerintah tetap diperlukan guna memacu pertumbuhan agar dapat lepas landas dan bersamaan dengan itu porsi investasi swasta juga meningkat tetapi dalam tahap ini peranan pemerintah sangat dibutuhkan karena banyak terjadi kegagalan pasar yang ditimbulkan oleh perkembangan ekonomi itu sendiri. Banyak terjadi kasus eksternalitas negative misalnya pencemaran lingkungan yang menuntut pemerintah untuk turun tangan mengatasinya.
Dalam tahap lanjut proses pembangunan, menurut Musgrave rasio investasi total terhadap pendapatan nasional akan mengecil. Sementara itu Rostow berpendapat bahwa pada tahap lanjut pembangunan ekonomi terjadi peralihan aktivitas pemerintah dari penyediaan prasarana ekonomi ke pengeluaran-pengeluaran untuk layanan sosial seperti kesehatan dan pendidikan.
Jenis-jenis investasi
Menurut ruang lingkupnya, investasi dibagi menjadi:
1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), penanaman modal dalam negeri terbagi atas penanaman dalam negeri swasta dan penanaman modal dalam negeri pemerintah. Yang dimaksud dengan penanaman modal dalam negeri swasta adalah investasi yang dilakukan oleh seseorang atau badan usaha swasta domestik. Penanaman modal dalam negeri pemerintah adalah penanaman modal yang dilakukan oleh pemerintah terhadap perusahaan atau BUMN atau penyertaan modal pemerintah kepada perusahaan swasta, atas nama lembaga pemerintah.
2. Penanaman Modal Asing (PMA). Penanaman modal asing terdiri atas penanaman modal asing swasta, yaitu penanaman modal yang dilakukan oleh pihak swasta (bukan pemerintah) di negara selain negara asal pemilik modal serta penanam modal asing pemerintah/nasional penanaman modal dari suatu negara ke negara lain atas nama pemerintah negara pemilik modal.
Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebagai sumber domestik merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Disatu pihak, ia mencerminkan permintaan efektif, dilain pihak ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi di masa depan. Proses penanaman modal ini menghasilkan output nasional dalam berbagai cara. Investasi dibidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga meningkatkan tenaga kerja. Pembentukan atau penanaman modal ini akan membawa menuju kearah kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi pada gilirannya membawa kearah spesialisasi dan penghematan produksi skala luas. Jadi, PMDN menghasilakn kenaikan besarnya output nasional, pendapatan dan pekerjaan, dengan demikian memecahkan masalah inflasi dan neraca pembayaran. Serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri. Sumber yang dapat diarahkan untuk pembentukan modal ialah kenaikan pendapatan nasional, pengurangan konsumsi, penggalakan tabungan, pendirian lembaga keuangan, menggerakkan simpanan emas, meningkatkan keuntungan, langkah-langkah fiskal dan moneter dan sebagainya. Sumber domestik yang paling efektif yaitu tabungan. Tabungan pemerintah dan masyaarakat sangat penting dalam pembentukan modal.
Pengertian PMDN yang terkandung dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang Penanaman Modal adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara indonesia, badan usaha indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia. Sedangkan modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 juga menjelaskan bahwa pemerintah menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya. Pemerintah menetapkan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerjasama dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi :
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu daerah atau negara (Sukirno ; 1994 ) diantaranya adalah :
1.Tanah dan
kekayaan alam lainnya, kekayaan alam akan mempermudah usaha untuk membangun perekonomian suatu negara terutama pada masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi karena faktor-faktor lainnya seperti modal, tenaga ahli dan kurangnya pengetahuan para pengusaha masih sulit untuk dikembangkan.
2.Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja, penduduk yang bertambah dari masa ke masa dapat menjadi pendorong maupun penghambat perkembangan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah tenaga kerja, dan pertambahan tersebut memungkinkan negara itu menambah produksi begitupun dengan keahlian tenaga kerjanya jika meningkat maka akan meningkatkan produktivitas sehingga menambah produksi yang pada akhirnya mendukung perkembangan ekonomi. Tetapi apabila dalam perekonomian suatu negara terjadi keadaan dimana pertambahan tenaga kerja tidak dapat menaikkan produksi yang tingkatnya adalah lebih cepat dari tingkat pertumbuhan penduduk maka pendapatan perkapita akan menurun. Dengan demikian penduduk yang berlebih-lebihan akan menimbulkan kemerosotan kemakmuran rakyat.
3.Barang-barang modal dan tingkat teknologi, barang modal dan teknologi sangat dibutuhkan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi dapat mempertinggi efisiensi produksi suatu barang, menurunkan biaya produksi dan meningkatkan jumlah produksi.
4. Sistem sosial dan sikap masyarakat, Para ahli ekonomi telah menunjukkan bahwa sistem sosial dan sikap masyarakat dapat menjadi penghambat pembangunan. Adat-istiadat yang tradisionil dapat menghambat masyarakat untuk menggunakan cara produksi yang modern dan yang produktivitasnya tinggi sehingga pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat.
5. Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan, Adam Smith telah menunjukkan bahwa spesialisasi dibatasi oleh luasnya pasar dan spesialisasi yang terbatas membatasi pertumbuhan ekonomi. Apabila luas pasar terbatas tidak dapat mendorong para pengusaha untuk menggunakan teknologi modern yang tidak dapat mendorong para pengusaha untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktivitasnya sangat tinggi.
Studi Empiris
Telah banyak dilakukan oleh para peneliti dalam menulis dan menyusun skripsi mengenai sektor investasi dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi di provinsi Sulawesi Selatan, namun hasil dan kesimpulannya berbeda dikarenakan metode analisis dan konsentrasi penelitian yang mengarah pada satu kajian yang lebih spesifik, dan berikut penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Dalam penelitian Syahtira (2000) menulis tentang pengaruh investasi,kesempatan kerja, dan ekspor terhadap pembangunan ekonomi di Sulawesi selatan periode 1984 – 2003. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa pentingnya investasi dalam suatu perekonomian negara berkembang dikarenakan kegiatan tersebut dapat meningkatkan pembangunan ekonomi melalui pengadaan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses produksi. Pembentukan modal membawa kepada pemanfaatan penuh sumber-sumber yang ada dalam perekonomian.dengan demikian investasi modal dapat menaikkan stok modal, output nasional dan pendapatan nasional.dengan kata lain investasi menjadi penggerak kegiatan ekonomi nasional.pembangunan ekonomi merupakan nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 1983 dalam rupiah.Produk domestik Regional Bruto (PDRB) adalah nilai barang akhir yang diproduksi di dalam negeri yang berasal dari seluruh kegiatan ekonomi, yaitu : Pertanian, Pertambangan, dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, angkutan dan komunikasi, keuangan, persewahan dan jasa perusahaan dan jasa- jasa.
Dalam penelitian Nurjannah (2003) menulis tentang pengaruh investasi terhadap tenaga kerja pada output sector industry kota Makassar tahun 1999 – 2008, berdasarkan penelitiannya bahwa investasi merupakan penggunaan modal untuk suatu kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan jasa yang pada gilirannya akan menciptakan pendapatan dan atau menaikkan nilai suatu barang.menurut klasik,besarnya jumlah investasi yang digunakan dalam proses produksi ditentukan oleh produktivitas marginal dibandingkan tingkat suku bunga yang menunjukkan pula harga barang modal.hubungan antara variabel ini pula menentukan kriteria investasi dan keputusan investasi yang akan dilakukan, investasi akan menguntungkan jika produk marginal lebih besar dari pada tingkat harga barang modal dan demikian sebaliknya.kegiatan investasi ini akan terus dilakukan sampai pada perusahaan mencapai kondisi maksimisasi laba dimana, tingkat produk marginal sama dengan tingkat harga demikian pula dengan penggunaan tenaga kerja akan terus dilakukan hingga marginal tenaga kerja sama dengan upah.
Kerangka Konseptual
Investasi sebagai salah satu kegiatan yang rational dimana aspek yang mempengaruhi investasi dikarenakan karena adanya suatu kehausan yang terjadi secara otomatis sesuai dengan perkembangan zaman kebutuhan hidup seseorang suatu organisasi bahkan Negara. Penanaman modal dalam negeri ( PMDN ) dan penanaman modal asing ( PMA ). Penanaman modal dalam negeri terdiri dari penanaman modal Negara dan penanaman modal swasta. Sedangkan penanaman modal asing terdiri dari penanaman modal asing Negara dan penanaman modal asing swasta. Penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebagai sumber domestic merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi nasional. Di satu pihak ia mencerminkan permintaan efektif, dan di pihak lain ia menciptakan efisiensi produktif bagi produksi masa depan. Proses penanaman modal ini menghasilkan kenaikan output nasional dalam berbagai cara. Penanaman modal diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk yang meningkat di Negara tersebut. Investasi di bidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi tetapi juga kesempatan kerja yang membawa kearah spesialisasi dan penghematan produksi skala luas. Jadi PMDN menghasilkan kenaikan besarnya output nasional, pendapatan dan pekerjaan, dengan demikian memecahkan masalah inflasi dan neraca pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri.
Penanaman modal asing ( PMA ) sebagai salah satu jenis penanaman modal memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian pembangunan . modal asing dapat memasukkan suatu Negara dalam bentuk modal asing swasta dan atau modal Negara. Modal asing swasta dapat mengambil bentuk investasi langsung dan investasi tidak langsung, (Jhingan dalam sinardhin thahir, 2002). Penanaman modal langsung (investasi langsung ) yaitu perusahaan dari Negara penanaman modal secara ” de facto atau ” de jure ” melakukan pengawasan atau asset ( aktiva ) yang ditanam dinegara pengimpor modal sementara investasi modal tidak langsung yang lebih dikenal sebagai investasi portofolio atau ” rentier ” yang sebagian besar terdiri dari penguasaan atas saham yang dapat dipindahkan (yang dikeluarkan atau dijamin oleh pemerintah Negara pengimpor modal ) atas saham atau surat utang oleh warga Negara dari beberapa Negara lain. Investasi asing langsung memperkenalkan manfaat ilmu, tekhnologi, dan organisasi yang mutakhir yang akan mendorong perusahaan local untuk menginvestasikan sendiri lebih banyak pada industry pendukung atau dengan bekerjasama dengan Negara asing , serta memperoleh laba yang sangan besar.
-
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari rumusan masalah dan landasan teori yang diuraikan diatas maka hipotesis terhadap penelitian ini diduga bahwa PMDN, PMA, PMDN tiga tahun yang lalu, PMA tiga tahun yang lalu berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu untuk mencapai sasaran tersebut diperlukan berbagai sarana penunjang, antara lain tata hukum yang mendorong, menggerakkan dan mengandalkan berbagai kegiatan pembangunan dibidang ekonomi. Khususnya ditiga sektor ekonomi. Tiga sektor ekonomi itu diantaranya adalah sektor pertanian, sektor perindustrian, dan yang terahir adalah sektor perdagangan besar dan eceran, restoran dan hotel.
Seharusnya perkembangan industri nasional dapat menyaingi ke taraf perindustrian internasional, agar memiliki banyak keuntungan baik dari pemilik perusahaan dan keuntungan bagi pemerintahan. Begitu pula dengan Penanaman Modal Asing (PMA) sebaiknya di lakukan dengan berbagai kesempatan yang nantinya akan menjadi modal suatu perindustrian nasional terutama di Indonesia.
V. DAFTAR PUSTAKA
Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, 2008, JumlahTenaga Kerja per Kawasan Industri di Batam 2004-2007.
Sukirno, Sadono. Makroekonomi Modern: Perkembangan Pemikiran Dari Klasik Hingga Keynesian Baru. Raja Grafindo Pustaka 2000.
- Wibisono, Yusuf. 2005. Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Regional : Studi Empiris Antar Propinsi di Indonesia, 1984-2000. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.02, Universitas Gajah Mada, 2005.
Nama : RAJA DARIUS PUTRA
NPM : 29213837
Kelas : 1EB16